Archive for 2013
. ANTIVIRUS
Antivirus adalah sebuah jenis perangkat lunak yang digunakan untuk mendeteksi danmenghapus virus komputer dari sistem komputer. Disebut juga Virus ProtectionSoftware. Aplikasi ini dapat menentukan apakah sebuah sistem komputer telahterinfeksi dengan sebuah virus atau tidak. Umumnya, perangkat lunak ini berjalan dilatar belakang (background) dan melakukan pemindaian terhadap semua berkas yangdiakses (dibuka, dimodifikasi, atau ketika disimpan).Yang dimaksud dengan perangkat lunak atau software antivirusadalah sebuah jenisperangkat lunak yang digunakan untuk mendeteksi virus yang ada pada komputerlalu kemudian menghapus virus yang ada pada sistem komputer. Perangkat lunakantivirus disebut juga virus protection software. Dengan perangkat lunak ini kitadapat mengetahui apakah sebuah sistem komputer terkena sebuah virus atau tidak.Pada umumnya, perangkat lunak ini berjalan pada latar belakang atau backgrounddan juga melakukan pemindaian terhadap semua berkas yang diakses.
CARA KERJA ANTIVIRUS
Sebagian besar antivirus bekerja dengan beberapa teknik seperti di bawahini:
• Teknik Pertama : Pendeteksian dengan menggunakan basis data virussignatureatau istilah lainnya adalah virus signature database: Cara kerja antivirus inimerupakan pendekatan yang banyak digunakan oleh jenis antivirus tradisional, yangmencari tanda-tanda dari keberadaan suatu virus pada komputer denganmenggunakan sebagian kecil dari kode virus yang telah dianalisis oleh penciptaantivirus, dan telah dikatalogisasi sesuai dengan jenisnya, ukurannya, kemampuanpengapusan virus dan juga beberapa kategori yang lain. dengan cara ini perangkatlunak antivirus dapat dikatakan cepat dan dapat diandalkan untuk mendeteksikeberadaan virus-virus yang telah dianalisa oleh pembuat antivirus, tapi caratradisional ini tidak dapat mendeteksi virus yang baru hingga nanti basis data virussignature yang baru diinstalasikan ke dalam sistem.
• Teknik Kedua : Pendeteksian dengan cara melihat bagaimana virus itu bekerja :Cara kerja antivirus seperti ini merupakan pendekatan yang baru yang dipinjam dariteknologi yang diterapkan dalam Intrusion DetectionSystem. Cara ini seringdinamakan juga sebagai Behavior – blocking detection. Cara ini memakai kebijakanyang harus diterapkan untuk mendeteksi keberadaan sebuah virus. Jika terdapattanda-tanda pada perangkat lunak yang “tidak wajar” menurut kebijakan yangditerapkan, contohnya adalah sebuah perangkat lunak yang mencoba melakukanpengaksesan address book atau buku alamat untuk mengirimkan e-mail secaramassal kepada alamat email yang berada di dalam address book tersebut (hal inisering dipakai oleh virus untuk menularkan virus dari satu ke komputer ke komputer lain melalui akses internet dengan fasilitas email), dengan mengetahui cara kerjavirus tersebut maka antivirus akan menghentikan proses yang dilakukan olehperangkat lunak yang bergerak tidak wajar akibat virus tersebut.
Perangkat lunakAntivirus juga bisa mengisolasi kode-kode yang dicurigai sebagai virus hinggaadministrator menentukan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Keuntungan denganmenggunakan cara ini ialah antivirus dapat mendeteksi keberadaan virus-virus baruyang belum dikenali oleh basis data virus signature. Kekurangannya, cukup jelaskarena antivirus model seperti ini berkerja dengan cara memantau cara kerjaperangkat lunak secara keseluruhan bukan memantau data, jadi seringnya antivirusmembuat alarm palsu {jika konfigurasi antivirus terlalu „keras‟}, atau bahkanmengizinkan virus untuk berkembangbiak dan menyebar di dalam sistem {ikakonfigurasi antivirus terlalu “lunak}.Saat ini perangkat lunak antivirus yang menggunakan teknik kedua atau Behavior –blockingdetection masih sedikit. Tapi nanti suatu saat di masa mendatangkemungkinan besar akan menggunakan teknik ini, atau menggunakan dua teknikdalam satu pake software antivirus.
• Teknik Pertama : Pendeteksian dengan menggunakan basis data virussignatureatau istilah lainnya adalah virus signature database: Cara kerja antivirus inimerupakan pendekatan yang banyak digunakan oleh jenis antivirus tradisional, yangmencari tanda-tanda dari keberadaan suatu virus pada komputer denganmenggunakan sebagian kecil dari kode virus yang telah dianalisis oleh penciptaantivirus, dan telah dikatalogisasi sesuai dengan jenisnya, ukurannya, kemampuanpengapusan virus dan juga beberapa kategori yang lain. dengan cara ini perangkatlunak antivirus dapat dikatakan cepat dan dapat diandalkan untuk mendeteksikeberadaan virus-virus yang telah dianalisa oleh pembuat antivirus, tapi caratradisional ini tidak dapat mendeteksi virus yang baru hingga nanti basis data virussignature yang baru diinstalasikan ke dalam sistem.
• Teknik Kedua : Pendeteksian dengan cara melihat bagaimana virus itu bekerja :Cara kerja antivirus seperti ini merupakan pendekatan yang baru yang dipinjam dariteknologi yang diterapkan dalam Intrusion DetectionSystem. Cara ini seringdinamakan juga sebagai Behavior – blocking detection. Cara ini memakai kebijakanyang harus diterapkan untuk mendeteksi keberadaan sebuah virus. Jika terdapattanda-tanda pada perangkat lunak yang “tidak wajar” menurut kebijakan yangditerapkan, contohnya adalah sebuah perangkat lunak yang mencoba melakukanpengaksesan address book atau buku alamat untuk mengirimkan e-mail secaramassal kepada alamat email yang berada di dalam address book tersebut (hal inisering dipakai oleh virus untuk menularkan virus dari satu ke komputer ke komputer lain melalui akses internet dengan fasilitas email), dengan mengetahui cara kerjavirus tersebut maka antivirus akan menghentikan proses yang dilakukan olehperangkat lunak yang bergerak tidak wajar akibat virus tersebut.
Perangkat lunakAntivirus juga bisa mengisolasi kode-kode yang dicurigai sebagai virus hinggaadministrator menentukan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Keuntungan denganmenggunakan cara ini ialah antivirus dapat mendeteksi keberadaan virus-virus baruyang belum dikenali oleh basis data virus signature. Kekurangannya, cukup jelaskarena antivirus model seperti ini berkerja dengan cara memantau cara kerjaperangkat lunak secara keseluruhan bukan memantau data, jadi seringnya antivirusmembuat alarm palsu {jika konfigurasi antivirus terlalu „keras‟}, atau bahkanmengizinkan virus untuk berkembangbiak dan menyebar di dalam sistem {ikakonfigurasi antivirus terlalu “lunak}.Saat ini perangkat lunak antivirus yang menggunakan teknik kedua atau Behavior –blockingdetection masih sedikit. Tapi nanti suatu saat di masa mendatangkemungkinan besar akan menggunakan teknik ini, atau menggunakan dua teknikdalam satu pake software antivirus.
B. SEJARAH
Sejarah Perkembangan AntivirusSedangkan sejarah perkembangan program antivirus dibagi dalam beberapa generasi,yakni sebagai berikut :• Generasi pertama Berupa scanner sederhana, antivirus menscan program untuk menemukan tanda-tanda keberadaan signature virus. Teknis ini terbatas hanya untuk mendeteksi virus-virus yang telah dikenal.• Generasi keduaBerupa “scanner yang pintar” (heuristic scanner). Antivirus menggunakan aturan-aturan pintar (heuristic rules) untuk mencari kemungkinan infeksi virus.• Generasi ketigaAntivirus bekerja berupa jebakan-jebakan aktivitas (activity trap). Program antivirusini merupakan program yang menetap di memori (memory resident program).Program ini mengidentifikasi virus melalui aksi- aksinya bukan dari struktur programyang diinfeksi.• Generasi keempatAntivirus berupa proteksi penuh (full featured protection). Antivirus generasi inimenggunakan beragam teknik antivirus secara bersamaan. Teknik-teknik ini meliputiscanning dan jebakan-jebakan aktivitas.Beberapa anti virus gratis yang menjadi referensi untuk memusnahkan virus-virusdiatas diantaranya adalah PC Mav, Ansav, Free AVG, Kaspersky, Avira, Smadavdan masih banyak lagi. Anti virus tersebut memiliki kekurangan dan kelebihanmasing-masing, oleh karena itu para pengguna computer diharapkan semakin cerdasdan bijak dalam mengaplikasikan komputer dengan mengiukuti terus perkembangan.
KRISIS LAYANAN KEMANUSIAAN, KEBANGKITAN INDIVIDUALISME, DAN KEBUTUHAN AKAN KOMUNITAS
Kamis, 14 November 2013
Posted by Unknown
Kerja
masyarakat (“community work”) sebuah profesi, sebagian melihat sebagai
satu aspek dari suatu profesi atau pekerjaan lain seperti kerja sosial atau
kerja kaum muda, sebagian melihatnya sebagai anti profesional; sebagian
melihatnya sebagai masyarakat yang berkumpul untuk meningkatkan lingkungan
pertetanggaan mereka; sebagian melihatnya dalam arti yang lebih ambisius
seperti memperbaiki ketidak adilan sosial dan mencoba membuat dunia menjadi
tenpat yang lebih baik (Kenny, 1999).
Istilah
– istilah kerja masyarakat, pengembangan masyarakat, pengorganisasian
masyarakat, aksi masyarakat, praktik masyarakat, dan perubahan masyarakat biasa
digunakan, sering kali saling dipertukarkan, dan walaupun banyak yang mengklaim
bahwa terdapat perbedaan – perbedaan yang penting antara sebagian atau semua
istilah tersebut, tidak ada kesepakatan dalam apa perbedaan – perbedaan itu,
dan tidak ada consensus tentang berbagai perbedaan makna yang diimplikasikan oleh
setiap istilah tersebut.
Penyebab
utama dari banyak kebingungan, dan ketidakcukupan yang tampak dari apa yang
diterima sebagai teori kerja masyarakat, adalah bahwa kerja masyarakat tidak di
tempatkan selayaknya dalam kontek sosial dan politiknya, atau dikaitkan pada
suatu visi sosial yang diartikulasikan dengan jelas, dengan suatu cara yang
analisisnya berhubungan dengan aksi dan praktik ‘kehidupan nyata.
Istilah
yang belakangan ini dipandang sebagai proses pembentukan, pembentukan kembali,
struktur – strukrur masyarakat manusia yang memungkinkan berbagai cara baru
dalam mengaitkan dan mengorganisasi kehidupan sosial serta pemenuhan kebutuhan
manusia. Dalam konteks ini, kerja masyarakat dilihat sebagai kegiatan, atau
praktik dari seseorang yang berusaha memfasilitasi proses pengembangan
masyarakat tersebut, baik dengan cara orang itu dibayar maupun tidak dalam
melakukan peran tersebut.
PEMBAHASAN
A. Krisis Dalam Negara Kesejahteraan.
Sejak
awal tahun 1980an telah terdapat kesepakatan substansial diantara para penulis
kebijakan sosial bahwa Negara kesejahteraan telah memasuki suatu periode
krisis, Negara kesejahteraan dalam
masyarakat barat sudah tidak sanggup memberikan semua janji – janji pada masa
consensus yang optimis paska perang.
Krisis
legitimasi Negara kesejahteraan sebagian disebabkan oleh krisis sumber daya /
fiscal (O’Connor, 1973), perlambatan pertumbuhan ekonomi memberi beban yang
jauh lebih besar kepada pemerintah – pemerintah, dan pada saat yang sama
meningkatkan permintaan public akan layanan – layanan Negara kesejahteraan
melalui tingkat – tingkat pengangguran dan kemiskinan yang lebih tinggi.
Pengaruh
krisis dalam Negara kesejahteraan jelas terlihat pada level pemberian layanan,
pemotongan layanan – layanan public yang terus terjadi, pengurangan mutu
layanan yang disebabkan oleh para pekerja yang terlalu terbebani untuk
melakukan lebih banyak hal dengan lebih sedikit sumber daya, daftar tunggu, dan
periode tunggu yang lebih panjang, kurangnya akses kepada layanan kesehatan,
penurunan sistem pendidikan public, moral staf yang rendah, kepenuhsesakan, dan
perasaan kurangnya percaya diri yang umum dalam memenuhi kapasitas sistem
public.
1. Tanggapan Terhadap Krisis.
a. Mempertahankan
dan membangun kembali Negara kesejahteraan.
Tanggapan
ini mendesak untuk menekankan kembali nilai – nilai demokrasi sosial dan
kolektivis yang pernah mendukung pengembangan Negara kesejahteraan pada era
paska perang, dan berupaya untuk membangun kembali visi sistem yang lebih adil,
berdasarkan atas prinsip – prinsip kemanusiaan, kesetaraan, redistribusi
progresif, mengayomi dan keadilan sosial, yang provisi layanan – layanan
kemanusiaannya kuat kepada public dilihat sebagai tanda dari sebuah masyarakat
yang beradab.
b. Paham
‘new right’ neoliberalisme (rasionalisme ekonomi) dan privatisasi.
Pendekatan
ini bertujuan membongkar struktur – struktur Negara yang diperuntukan bagi
provisi layanan public, dan menggantinya dengan kegiatan sector swasta yang
dikendalikan oleh pasar. Hal ini berada dalam keyakinan bahwa pasar, dengan
sedikit atau tanpa regulasi adlah mekanisme terbaik untuk provisi layanan –
layanan kemanusiaan, karena hal ini memksimumkan efisiensi, mendorong kompetisi
dan memaksimumkan pilihan individual dan akuntabilitas kepada konsumen.
c. Manajemen
public yang baik.
Hal
ini muncul dari keyakinan bahwa sector pablik sangat tidak efisien dan
membutuhkan perombakan besar.
d. Korporatisme.
Pendekatan
korporatis cenderung memecahkan penghalang – penghalang tradisional antara
provisi swasta dan public seperti pada manajemen public yang baru, departemen –
departemen pemerintahan didorong untuk menyamai atau melebihi sector swasta
(korporatisasi) dalam hal struktur, praktik manajemen, pemasaran layanan,
kewiraswastaan, dan kebijakan ketenagakerjaan. Pendekatan ini dapat mengarah
kepada pembentukan badan – badan yang tidak dapat dengan jelas ditetapkan
sebagai public atau swasta, bergantung pada pendanaan baik dari Negara maupun
pasar, dengan akuntabilitas baik kepada pemeritah maupun kepada independen.
e. Tanggapan
sosialis.
Penulis
dengan perspektif yang lebih Marxis memandang krisis Negara kesejahteraan ini
sebagai suatu manifestasi dari krisis dalam kapitalisme. Negara kesejahteraan
dilihat telah tumbuh beriringan dengan sistem kapitalis, sebagai bagian
integral, dan sebagai mekanisme esensial untuk memelihara orde kapitalis.
2. Ketidakcukupan Tertentu Dari Tanggapan Paham Paham
Arus Utama Dan Sosialis.
Kesulitan
menghadapi kritik bahwa struktur – struktur birokrasi yang besar dan terpusat,
yang merupakan konskuensi dari suatu sistem Negara kesejahteraan yang tak dapat
dihindari, tidak efektif dan tidak efisien dalam memberi layanan kemanusiaan,
dan bahwa struktur – struktur tersebut justru mendehumanisasi, mengucilkan dan
melemahkan mereka yng maksudnya dilayani. Selain itu, lemahnya landasan
teoritis dari pendekatan demokrasi sosial terhadap kesejahteraan telah membuat
para pembela Negara kesejahteraan terbuka untuk diserang baik dari kanan maupun
kiri; disini dapat dkemukaan argumentasi bahwa hanya pada era consensus paska
perang landasan – landasan ideology Negara kesejahteraan dapat tetap utuh, dan
consensus ini telah lama tiada.
Pasar
bebas cenderung memperburuk, bukan mengurangi ketidakadilan sosial dan ekonomi,
dan atas nama kompetisi dan individualisme, pasar bebas meniadakan nilai –
nilai kepedulian, solidaritas sosial, kohesi dan komunitas.
3. Bahaya ‘New Right’ dan Korporatisme
Bahaya ‘New Right’ dan Korporatisme adalah penting
bagi pekerja pengembangan massyarakat untuk menyadari adanya bahaya-bahaya ini,
karena hal ini merupakan aspek penting dari konteks kontemporer pengembangan
masyarakat dan layanan-layanan berbasis masyarakat. Pada hakikatnya,
bahaya-bahaya tersebut terletak pada transformasi neoliberalisme dari sumber
daya sosial menjadi barang-barang privat yang diperjualbelikan.
4. Visi-visi Terbatas dan Kebangkitan Individualisme
Erosi komunitas dan peningkatan konsentrasi kekuatan
ekonomi global telah mendorong peningkatan individualisme, terutama dalam
masyarakat Barat. Di sana, nilai ditempatkan pada individu dan capaian
individual. Kegagalan berprestasi dikaitkan dengan kekurangan individual.
Penghargaan kepada capaian individual memperkuat kompetisi di atas kooperasi.
Kompetisi selanjutnya, melemahkan ikatan sosial dan cenderung menyingkirkan
yang lain. Sikap menyalahkan individu membuat struktur- struktur yang tidak
adil menjadi tidak tampak dan mendorong permusuhan,ketakutan dan kecurigaan
terhadap mereka yang menyimpang dari norma dan mereka yang menjadi pesaing. Dominasi
kompetisi dan dukungan sosial yang melemah yang menyertainya terjadi di banyak
tingkat. Bukan hanya kompetisi
antarindividu menjadi lebih nyata, tetapi kebijakan pemerintah, seperti
outsourching dan lelang pekerjaan yang kompetitif.
5. Keberatan Mendasar.
Krisis dalam negara kesejahteraan adalah hasil dari sistem sosial,
ekonomi dan politik yang tidak berkelanjutan, dan yang telah mencapai suatu
titik krisis ekologis. Setiap tanggapan konvensional atas krisis dalam negara
kesejahteraan adalah suatu yang dalam dirinya sendiri didasarkan atas
asumsi-asumsi yang berorientasi pada pertumbuhan yang tidak berkelanjutan, dan
oleh karena itu dirinya sendiri tidak berkelanjutan.
Keberatan
terhadap tanggapan- tanggapan sosial politik tradisional atas krisis dalam
negara kesejahteraan adalah yang bertujuan untuk mengembangkan suatu pendekatan
alternatif kepada praktik dan kebijakan layanan kemanusiaan yang lebih
konsisten dengan masyarakat berkelanjutan yang sejati. Maka dari itu pada
tempatnya untuk mempertimbangkan kebenaran ini secara lebih rinci. Negara
kesejahteraan telah tumbuh secara berdampingan dengan kapitalisme industri, dan
harus dilihat sebagai bagian integral dari orde sosial, ekonomi dan politik
yang ada. Jadi kapitalisme indutri modern tidak mungkin akan suatu bentuk
negara kesejahteraan yang ada untuk memenuhi kebutuhan manusia, untuk
memelihara kestabilan dan keamanan dan
untuk membuat para pekerja tetap sehat, bahagian dan cukup terdidik sehingga
proses-proses pekerja tetap produksi dan reproduksi dapat dipertahankan.
Analisis
tersebut memberikan arti bahwa negara kesejahteraan harus dilihat dalam
konteks, dan tidak terpisah dari kapitalisme industri lanjut. Kapitalisme
industri dalam bentuknya sekarang tidak dapat tetap hidup tanpa suatu bentuk
negara kesejahteraan, maka yang sewajarnya adalah bahwa negara kesejahteraan
dalam bentuknya sekarang tidak dapat tetap hidup tanpa orde ekonomi kapitalisme
industri di mana negara kesejahteraan itu berkembang. Dari perspektif ini,
krisis dalam negara kesejahteraan tidak dapat secara memuaskan diselesaikan
dengan menggunakan salah satu dari empat strategi yang diuraikan yaitu sistem
sosial, ekonomi dan politik yang berorientasi pertumbuhan yang ada sekarang di
dalam negara kesejahteraan berada, jelas tidak berkelanjutan dalam segala hal
kecuali dalam rentang waktu yang sangat pendek. Dengan berubahnya struktur
masyarakat sebagaimana dari perspektif ekologis mereka harus berubah, berbagai
struktur dan layanan yang berbeda untuk secara lebih adil memenuhi kebutuhan
manusia haruslah dikembangkan. Negara kesejahteraan bukanlah suatu perlengkapan
tetap yang permanen, dan juga bukan suatu komponen alamiah dari peradaba
manusia.
B. Layanan Berbasis Masyarakat Sebagai Suatu
Alternativ.
Terjadi
peningkatan minat pada program – program berbasis masyarakat sebagai sebuah
modal alternative untuk menyampaikan layanan – layanan kemanusiaan untuk
pemenuhan kebutuhan – kebutuhan manusia secara adil (Shragge, 1990 ; ife, 1993
;Ewalt, Freeman dan Poole, 1998 ; Frellin, 2001). Sesudah keluarga, gereja,
pasar dan Negara sekarang mungkin giliran ‘komunitas’ yang memikul tanggung
jawab utama untuk menyampaikan provisi layanan – layanan dala bidang seperti
kesehatan,pendidikan, perumahan dan kesejahteraan. Pada pandangan pertama
tampak bahwa suatu pendekatan berbasis masyarakat kepada layanan – layanan
kemanusiaan adalah konsisten dengan gagasan dari suatu sistem ‘negara paska
kesejahteraan’ yang didasarkan pada prinsip – prinsip keberlanjutan.
1. Berbagai Masalah Pendekatan Konvensional Pada
‘Layanan Berbasis Masyarakat’.
a. Mengurangi
komitmen kepada kesejahteraan.
Pemerintah
bermaksut memotong biaya, sering kali lebih mudah mengurangi pendanaan untuk
program – program berbasis masyarakat daripada pendanaan untuk layanan untuk
layanan setara yang dilakukan oleh Negara. Hal ini karena keputusan yang sulit
untuk mengurangi layanan yang dibuat pada tingkat masyarakat, biasanya oleh
sebuah panitia pengelolaan local. Sehingga pengurngan itu tidak mudah terlihat
sebagai kesalahan pemerintah, walaupun itu merupakan akibat langsung dari
pengurangan dana pemerintah.
b. Privatisasi
tersembunyi.
Hal
ini dapat mengakibatkan sebuah proyek berbasis masyarakat menjadi dioperasikan
oleh suatu filosofi yang digerakkan oleh pasar dengan tujuan maksimalisasi
keuntungan – bukan memenuhi kebutuhan manusia.
c. Keluarga.
Kecenderungan
tersebut terutama terlihat dalam bidang ‘perawatan oleh masyarakat’ bagi mereka
yang tidak sanggup mandiri. Hal ini sering kali tidak berarti bahwa sebentuk
masyarakat otonomus local akan menerima tanggung jawab untuk perawatan
seseorang (sebagaimana akan terjadi pada sistem berbasis masyarakat yang
sejati) tetapi bahwa orang yang bersangkutan akan dirawat ‘dalam masyarakat’
oleh para anggota keluarganya, biasanya perempuan.
d. Gender.
Suatu
perubahan kepada layanan berbasis masyarakat dapat membebani perempuan secara
tidak proporsional, baik karena peran tradisional mereka sebagai pemelihara
primer dan karena lebih tingginya tingkat partisipasi mereka, disbanding dengan
lawan jenisnya, dalam sector masyarakat.
e. Tirani
lokalitas.
Suatu
pendekatan berbasis masyarakat dapat dilihat sebagai pembatasan orang pada
komunitas mereka ketika mereka mungkin lebih senang mencari layanan ditempat
lain, baik karena keyakinan bahwa layanan yang lebih baik tersedia dilokasi
lainatau karena suatu harapan untuk hadir secara anonim dan suatu keinginan
untuk menghindari gosip dan tetangga yang ikut campur.
f. Ketidaksetaraan
lokasional.
Karena
beberapa masyarakat mempunyai sumber daya lebih baik daripada yang lainnya,
suatu perpindahan kepada pendekatan berbasis masyarakat dapat benar – benar
memperkokoh ketidaksetaraan yang ada antar masyarakat, sering kali berdasar
atas kelas. Masyarakat dengan sumber daya yang lebih baik akan mampu
menyediakan tingkat – tingkat layanan yang lebih tinggi, dan masyarakat yang
tersingkir dapat menjadi semakin tersingkir oleh penolakan dukungan dari suatu
pemerintahan pusat yang kuat.
C. Unsur Yang Hilang: Pengembangan Masyarakat.
Terdapat
sebuah entitas yang disebut ‘komunitas’ yang menjadi dasar dari layanan
kemanusiaan yang dibangun diatasnya, asumsi ini bersifat problematis karena
dalam masyarakat barat kontemporer terjadi kebangkitan individualisme dan tidak
ada struktur komunitas yang kuat.
1. Janji komunitas.
Walaupun
banyak persoalan yang berkaitan dengan pengembangan masyarakat, dan banyak
factor dalam masyarakat industry modern yang menentangnya, gagasan komunitas
tetap memiliki kekuatan. Ia juga telah berperan sebagai sebuah visi yang kuat
bagi masyarakat untuk bertindak dan membangun kembali masyarakat yang kuat.
2. Modal sosial dan masyarakat madani.
Gagasan
modal sosial adalah bahwa seseorang dapat melakukan investasi secara sosial
sebagaimana secara ekonomis, dan bahwa modal ekonomis dari suatu masyarakat
dapat bertambah, jika ini terjadi atas biaya modal sosial maka perolehan
tersebut adalah semu.
Bagian
dari membangun modal sosial adalah memperkuat ‘masyarakat madani’, masyarakat
madani adalah istilah yang digunakan untuk struktur – struktur formal atau
semiformal yang dibentuk masyarakat secara sukarela, dengan inisiatif mereka
sendiri, bukan sebagai konskuensi dari program atau arahan tertentu dari
pemerintah.
3. Kebutuhan Akan Orang Asing.
Dengan
adanya transformasi dari Gemeinschaft ke Gesellschaft layanan
kemanusiaan, seperti interaksi sosial lainnya telah menjadi dasar atas hubungan
– hubungan instrumental, dimana pemberi layanan dan pengguna layanan saling
mengenal hanya sebatas peran tertentu saja. Akhir-akhir ini, layanan kemanusian
telah dengan semangat menganut menejemen kasus sebagai sesuatu bentuk pemberian
layanan. Hal ini merupakan contoh peran-peran instrumental dari pemberian dan
pengguna layanan dan mewakili hubungan-hubungan instrumental yang paling
mencolok dan dramatis yang pernah di
saksikan.
Bahkan
namanya menghindarkan rasa hubungan kemanusian, layanan menjadi pengendali satu
kasus. Dari pendekatan yang tadinya memenuhi kebutuhan tetangga, kita telah
beralih kesuatu sistem yang didasarkan
atas memenuhi kebutuhan orang asing, sebagai mana diuraikan oleh sejumlah penulis
Titmuss 1970; Wilensky dan Lebeaux, 1965, Watson 1980, Ignatieff, 1984. Ini
adalah perubahan yang mendasar dan membutuhkan suatu justifikasi moral yang
berbeda, prinsip etis yang lain, dan diatas segalanya.
Ideal
dari nagara kesejahteraan yang sosial demokratis adalah menerima superioritas
dari model kebutuhan orang asing untuk beberapa alasan :
1) Standar
minimum yang cukup.
Tujuan
dari mencapai standar – standar minimum yang cukup (dalam kesehatan, perumahan,
pendidikan, keamanan pendapatan dsb) terletak pada dua asumsi : yaitu bahwa
pencapaian standar minimum yang cukup dan seragam adalah mungkin, dan bahwa hal
itu diinginkan. Kedua asumsi ini dapat dipermasalahkan.
2) Keadilan
sosial.
Devinisi
keadilan sosial adalah sebuah pertanyaan sulit, akan tetapi apapun devinisinya
tidaklah mudah membuat alasan yang kuat untuk melanjutkan pendekatan kebutuhan
orang asing didasarkan atas keadilan sosial. Dikemukakan oleh Le Grand (1982)
adalah suatu kesalahan untuk menciptakan sebuah masyarakat yang lebih adil,
diperlukan lebih banyak lagi perubahan structural, dan Negara kesejahteraan benar
– benar hanya dapat memperbaiki akibat – akibat terburuk dari ketidakadilan
struktural.
3) Imparsialitas.
Konsep
ideal dari imparsialitas belum dapat dicapai oleh Negara kesejahteraan modern,
dan parsialitas yang tak terhindarkan telah mengakibatkan pembedaan tingkat
akses kepada layanan dan beragam kualitas layanan, perbedaan – perbedaan ini
telah cenderung memperkuat ketidaksetaraan dalam kelas, ras, dan gender.
4) Kerahasiaan.
Sebagaimana
jaringan komunikasi yang besar ini, ada kecenderungan bagi para pekerja untuk
bergosip, dan terjadi juga tak terhindarkan pelanggaran keamanan, kesalahan
penempatan dokumen. Jadi asumsi kerahasiaan tidak dapat dibuat pada urusan –
urusan seseorang dengan Negara kesejahteraan, dan memberi tahu kebutuhan dan
masalah – masalah seseorang.
5) Anonimitas.
Layanan
– layanan yang menjamin anonimitas hanya cenderung untuk menjadi depersonalisasi,
dan suatu preferensi untuk anonimitas hanya masuk akal dalam sebuah masyarakat
yang berbagai masalahnya dilihat sebagai urusan pribadi, dan yang interaksi
sosialnya melewati hubungan – hubungan instrumental yang terkotak-kotak di
lihat sebagai penyimpangan atau berbahaya. Anonimitas dalam Negara
kesejahteraan bukan sebuah alasan untuk mempertahankan model kebutuhan – kebutuhan
orang asing, tetapi dianggap sebagai sebuah alasan kuat untuk mencari
alternatif yang lebih berbasis-masyarakat
6. Akuntabilitas
Iklim
rasionalisme ekonomi dan manajerialisme yang ada sekarang hanya mayoriti satu
arah dari akuntabiritas_yaitu,akuntabilitas ‘ke atas’ kepada menejemen. Yang lebih penting lagi, perspektif ini
adalah akuntabilitas ‘kebawah’ kepada penguna layanan atau ‘ke luar’
kemasyarakat.negara kesejahteraan mungkin cukup efektif dalam memastikan
akuntabilitas kebawah dan keluar; faktanya strukturnya sendiri
menghalangi-halangi hal ini.
PIRAMID (PEKAN ISLAM RAMADHAN TKA/TPA AT-TAUHID)
TAHUN 2013
A.
Latar Belakang
Dalam upaya ikut serta mewujudkan pembangunan manusia
seutuhnya, terutama dalam bidang pembangunan mental agama, meningkatkan
kualitas keimanan serta dalam rangka merealisasikan nilai-nilai keagamaan,
salah satu aspek yang diperlukan adalah adanya kegiatan keagamaan yang mampu
mendukung dan meningkatkan kualitas imtaq dan iptek generasi Qur’ani.
Sementara itu, bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang
penuh berkah, rahmat, dan ampunan. Bulan ini banyak digunakan kaum muslimin
untuk berlomba-lomba dalam hal kebaikan (fastabiqul hairat) sehingga
sangat disayangkan jika dilewatkan begitu saja tanpa ada kegiatan yang
bermanfaat bagi masyarakat sekitar khususnya bagi santri TKA/TPA karena gerakan
TKA/TPA merupakan salah satu alternatif solusi yang solutif dalam memberikan
kontribusi efektif untuk menanamkan dasar-dasar agama sebagai pondasi tatanan
moral umat bagi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
TKA/TPA adalah salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang menjadi lembaga yang cukup memberikan kontribusi besar dalam membawa dan
mengawal generasi kita dalam kehidupan di masa yang akan datang. TKA/TPA menanamkan
dasar pendidikan yang sangat penting dan strategis dalam upaya mencetak dan
membina Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dari segi keimanan, akhlaq, dan
intelektual. Hal ini sesuai dengan pencapaian tujuan pembelajaran
yaitu membangun generasi Qur’ani masa depan yang memiliki kemurnian tauhid,
akhlaq mulia, cerdas, dan mandiri.
Oleh karena itu, keberadaan TKA/TPA sebagai sebuah lembaga pendidikan dirasa
memerlukan perhatian khusus dari berbagai pihak.
Panitia Ramadhan 1434 H/2013 M dan Pengurus TKA/TPA
Masjid At-Tauhid yang bertanggung jawab terhadap semaraknya Ramadhan di Masjid
At-Tauhid merasa perlu mengadakan kegiatan yang terkait dengan TKA/TPA. Oleh
karena itu, kami Pengurus TKA/TPA At-Tauhid bekerja sama dengan Panitia
Ramadhan Masjid At-Tauhid akan
mengadakan kegiatan PIRAMID (Pekan Islam
Ramadhan TKA/TPA At-Tauhid) dengan
harapan semoga dapat memupuk kreativitas dan imajinasi para santri. Kegiatan PIRAMID ini merupakan yang ke-3 kalinya, dimana PIRAMID 1 dan
2 mendapat atensi dan antusias oleh banyaknya peserta. Adapun PIRAMID 1
jumlah pesertanya mencapai ± 500 peserta, sementara itu PIRAMID 2
meningkat menjadi ± 600 peserta.
Sangat indah memang terasa apabila sebuah harapan yang
terencana dengan baik itu terwujud dengan apa yang diharapkan tanpa harus
mengalami banyak rintangan. Namun, terlepas dari itu semua tentunya tidak bisa lepas
dari cobaan dan rintangan. Semua itu hanya dapat dilalui dengan kekuatan
istiqomah untuk mengharap balasan hanya disisi-Nya. Apalah artinya sebuah
perjuangan yang dilakukan tidak memiliki nilai dihadapan-Nya tanpa disertai
dengan niat yang ikhlas dan mengharap ridha Allah SWT.
Dengan adanya proposal ini, kami berharap akan dapat
menjadikan acuan dan pertimbangan kepada Bapak/Ibu dalam penyaluran bantuan
tersebut. Adapun terdapat kesalahan dalam penyusunan proposal ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Atas
perhatiannya kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya.
B.
Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah PIRAMID (Pekan Islam
Ramadhan TKA/TPA At-Tauhid).
C.
Tema Kegiatan
Tema kegiatan ini
adalah ”Jalin Ukhuwah Antar
Generasi Qur’ani yang Berakhlaq Mulia, Cerdas, Kreatif, dan Peduli terhadap
Sesama”.
D.
Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari diadakannya kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1.
Pembinaan mental rohani dalam peningkatan kualitas generasi Qur’ani,
2.
Mendorong partisipasi generasi Qur’ani dalam program keagamaan
3.
Memeriahkan bulan suci Ramadhan 1434 H/2013 M,
4.
Memperingati Milad TKA/TPA At-Tauhid ke-8 atau sewindu,
5.
Meningkatkan ukhuwah di antara generasi Qur’ani.
6.
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan generasi Qur’ani
yang berakhlaq mulia, cerdas, kreatif,
dan peduli terhadap sesama,
7.
Menanamkan sportifitas terhadap generasi Qur’ani,
8.
Menanamkan kepekaan sosial pada generasi Qur’ani,
9.
Menanamkan nilai-nilai
akhlakul karimah kepada generasi
Qur’ani,
10. Mengamalkan dan mendakwahkan syiar Islam dalam kehidupan bermasyarakat.
E.
Pelaksana
(Terlampir).
F.
Sasaran
1.
Objek sasaran peserta PIRAMID (Pekan Islam
Ramadhan TKA/TPA At-Tauhid)
adalah unit TKA/TPA serta TK, SD/MI se- Daerah Istimewa Yogyakarta.
2.
Kegiatan ini Insya Allah akan dilaksanakan selama 1 pekan
pada hari Rabu s.d. Selasa, tanggal 24
s.d 30 Juli 2013 bertempat di Masjid At-Tauhid, Demangan Kidul, Gondokusuman,
Yogyakarta.
G.
Rencana Anggaran
(Terlampir).
H.
Penutup
Demikian rencana pelaksanaan kegiatan PIRAMID (Pekan Islam Ramadhan TKA/TPA At-Tauhid),
Demangan Kidul, Gondokusuman, Yogyakarta Tahun 2013 kami sampaikan. Kami menyadari bahwa rencana ini
tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Semoga proposal
ini menjadi pertimbangan untuk memberikan bantuan demi berhasilnya rencana
kegiatan keagamaan yang kami lakukan.
Panitia
PIRAMID (Pekan Islam Ramadhan TKA/TPA At-Tauhid)
Ketua Panitia
Sujarwo, MT
|
Sekretaris
Septiani Putri, S.Kom
|
Mengetahui
|
|
Ketua Takmir Masjid
At-Tauhid
H.R. Sudarman
|
Direktur TKA/TPA At-Tauhid
Suwanto, S.Pd.Si
|
RENCANA ANGGARAN BELANJA (RAB)
PIRAMID (PEKAN ISLAM RAMADHAN TKA/TPA AT-TAUHID)
TAHUN 2013
Sekretariat : Masjid At-Tauhid, Demangan Kidul GK I/79,
Gondokusuman, Yogyakarta
A. Sie. Kesekretariatan
No
|
Item
|
Volume
|
Harga Satuan (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
1
|
Pengadaan proposal
|
30 buah
|
10.000,00
|
300.000,00
|
2
|
Pengadaan LPJ
|
10 buah
|
10.000,00
|
100.000,00
|
3
|
Pengadaan surat
|
3000 lembar
|
150,00
|
450.000,00
|
4
|
Amplop
|
10 pak
|
13.000,00
|
130.000,00
|
5
|
Stempel PIRAMID
|
1 buah
|
25.000,00
|
25.000,00
|
6
|
Kertas HVS A4
|
10 rim
|
30.000,00
|
300.000,00
|
7
|
Blanko juri
|
50 lembar
|
110,00
|
5.500,00
|
8
|
Stopmap
|
10 buah
|
500,00
|
5.000,00
|
9
|
Tinta stempel
|
3 botol
|
1.500,00
|
4.500,00
|
10
|
Kwitansi
|
10 buah
|
2.000,00
|
20.000,00
|
11
|
Bolpoint
|
30 buah
|
2.000,00
|
60.000,00
|
Jumlah
|
1.400.000,00
|
B.
Sie. Perlengkapan
No
|
Item
|
Volume
|
Harga Satuan (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
1
|
Baterai alkaline
|
10 buah
|
8.000,00
|
80.000,00
|
2
|
Sewa tenda
|
2 set
|
3 hari x 125.000,00
|
500.000,00
|
3
|
Sewa sound system
|
1 set
|
3 hari x 300.000,00
|
900.000,00
|
4
|
Sewa meja kursi
|
40 set
|
7 hari x 50.000,00
|
700.000,00
|
5
|
Sewa LCD
|
2 buah
|
3 jam x 30.000,00
|
90.000,00
|
Jumlah
|
2.270.000,00
|
C.
Sie Acara & Lomba
No
|
Item
|
Volume
|
Harga Satuan (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
1
|
Kertas A3
|
200
|
500,00
|
100.000,00
|
2
|
FC kertas A3
|
300
|
300,00
|
90.000,00
|
3
|
Fee juri
|
46 orang
|
25.000,00
|
1.150.000,00
|
4
|
Fee pendongeng
|
1 orang
|
200.000,00
|
200.000,00
|
5
|
Trophy PIRAMID
|
36 buah
|
50.000,00
|
1.800.000,00
|
6
|
Trophy juara umum
|
1 buah
|
300.000,00
|
300.000,00
|
7
|
Uang pembinaan juara I
|
11 buah
|
50.000,00
|
550.000,00
|
8
|
Uang pembinaan juara II
|
11 buah
|
40.000,00
|
440.000,00
|
9
|
Uang pembinaan juara III
|
11 buah
|
30.000,00
|
330.000,00
|
10
|
Door prize lomba
|
80 buah
|
10.000,00
|
800.000,00
|
11
|
Piagam penghargaan
|
36 lembar
|
3.000,00
|
108.000,00
|
12
|
Sertifikat juri
|
36 lembar
|
3.000,00
|
108.000,00
|
13
|
Sertifikat panitia
|
30 lembar
|
2.000,00
|
60.000,00
|
14
|
Sertifikat peserta
|
800 lembar
|
1.000,00
|
800.000,00
|
15
|
Pembuatan buletin
|
800 bundel
|
1.000,00
|
800.000,00
|
16
|
Sewa baju wisuda
|
10 set
|
5.000,00
|
50.000,00
|
17
|
Pembuatan lencana wisuda
|
10 buah
|
5.000,00
|
50.000,00
|
18
|
Pembuatan sertifikat wisuda
|
10 buah
|
3.000,00
|
30.000,00
|
19
|
Santunan anak jalanan/ yatim
|
100 anak
|
10.000,00
|
1.000.000,00
|
20
|
Hadiah santri teladan
|
3 buah
|
50.000,00
|
150.000,00
|
21
|
Uang transportasi
|
3 buah
|
100.000,00
|
300.000,00
|
22
|
Pembuatan cinderamata
|
3 buah
|
100.000,00
|
300.000,00
|
23
|
Fee pengisi maghrib mengaji
|
1 orang
|
200.000,-
|
200.000,00
|
24
|
Fee band tunanetra
|
1 grup
|
200.000,00
|
200.000,00
|
25
|
Fee pengamen jalanan
|
1 grup
|
100.000,00
|
100.000,00
|
Jumlah
|
10.016.000,00
|
D.
Sie. Konsumsi
No
|
Item
|
Volume
|
Harga Satuan (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
1
|
Ta’jilan juri
|
33 bungkus
|
5.000,00
|
165.000,00
|
2
|
Ta’jilan magrib mengaji
|
50 bungkus
|
10.000,00
|
500.000,00
|
3
|
Ta’jilan panitia
|
30 bungkus
|
7 hari x 5.000,00
|
1.050.000,00
|
4
|
Ta’jilan peserta
|
800 bungkus
|
3.000,00
|
2.400.000,00
|
5
|
Ta’jilan anak jalanan &
yatim
|
100 bungkus
|
5.000,00
|
500.000,00
|
6
|
Takjilan band dan pengamen
|
20 bungkus
|
5.000,00
|
100.000,00
|
7
|
Tumpeng Milad dan Wisuda
|
2 tumpeng
|
150.000,00
|
300.000,00
|
8
|
Air minum mineral
|
20 dus
|
16.000,00
|
320.000,00
|
Jumlah
|
5.335.000,00
|
E.
Sie Humas dan Pubdekdok
No
|
Item
|
Volume
|
Harga Satuan (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
1
|
ID Card panitia
|
30 buah
|
5.000,00
|
150.000,00
|
2
|
ID Card juri
|
36 buah
|
5000,00
|
180.000,00
|
3
|
Co Card peserta
|
800 buah
|
1.500,00
|
1.200.000,00
|
4
|
Spanduk
|
3 buah
|
60.000,00
|
180.000,00
|
5
|
Brosur
|
200 lembar
|
3.000,00
|
600.000,00
|
6
|
Dekorasi panggung
|
2 buah
|
100.000,00
|
200.000,00
|
7
|
Dokumentasi
|
1 dokumen
|
200.000,00
|
200.000,00
|
8
|
Buat bendera
|
8 lembar
|
50.000,00
|
400.000,00
|
9
|
Background
|
2 set
|
150.000,00
|
300.000,00
|
10
|
Uang bensin
|
10 liter
|
5.000,00
|
50.000,00
|
11
|
Biaya pulsa
|
10 pengisian
|
10.000,00
|
100.000,00
|
12
|
Uang transport
|
8 buah
|
6.500,00
|
520.000,00
|
Jumlah
|
4.080.000,00
|
F.
Rekapitulasi Pengeluaran
No
|
Sie
|
Jumlah (Rp)
|
1
|
Kesekretariatan
|
1.400.000,00
|
2
|
Perlengkapan
|
2.270.000,00
|
3
|
Acara dan Lomba
|
10.016.000,00
|
4
|
Konsumsi
|
5.335.000,00
|
5
|
Humas dan Pubdekdok
|
4.080.000,00
|
Jumlah
|
23.101.000,00
|
|
Terbilang : Dua puluh tiga juta
seratus satu ribu rupiah
|
Yogyakarta,
01 Juli 2013
Panitia
PIRAMID (Pekan Islam Ramadhan TKA/TPA At-Tauhid)
Ketua Panitia
Sujarwo, MT
|
Sekretaris
Septiani Putri, S.Kom
|
Mengetahui
|
|
Ketua Takmir Masjid
At-Tauhid
H. R. Sudarman
|
Direktur TKA/TPA At-Tauhid
Suwanto, S.Pd.Si
|
SUSUNAN KEPANITIAAN
”PIRAMID”
(Pekan Islam Ramadhan TKA/TPA At-Tauhid)
Penanggung Jawab : H.R. Sudarman (Ketua
Takmir Masjid At-Tauhid)
Penasehat :
Suwanto,
S.Pd.Si (Direktur TKA/TPA At-Tauhid)
Ketua : Sujarwo, MT Wakil
Ketua : Achmad Munir, S.Pd.I
Sekretaris :
Septiani Putri, S.Kom Bendahara : Lilis Dewi Prastyawati, SE
Sie. Perlengkapan:
1.
Bapak Sudar
(Koord.)
2.
Bapak Suparno
3.
Laima, S.Pd.I
4.
Muhammad
Syafiq Uddin, S.Sos.I
5.
Rofiq Irwan As’adi
6.
Risky Dimas
Pratama
|
Sie. Acara & Lomba:
1.
Muhammad Khoiruddin, SS (Koord.)
2.
Anis Maria Ulfa, S.Pd.Si
3.
Retno Nurfitri, S.Pd.Si
4.
Ubaidillah, S.Th.I
5.
Muhammad Zulkifli, S.Pd.I
6.
Muhammad Suharjo, S.Pd.Si
|
Sie. Konsumsi:
1.
Naila Sukriyah (Koord.)
2.
Ajeng Fatimah
3.
Amin Nudin
4.
Muhammad Enon Kosasi
5.
Nurizan Nadhmul Kamal, S.Pd.I
6.
Burhan Nudin,
S.Pd.I
|
Sie. Humas & Pubdekdok:
1.
Ratna Dewi Fathimah (Koord.)
2.
Sunari, S.Pd.Si
3.
Suendra
Prastya Widodo
4.
Slamet Supriyadi, S.Pd.I
5.
Nur Agung, S.Pd.I
6.
Nur Hadi, S.Sos.I
|
Mengetahui,
Ketua Panitia
Sujarwo, MT
|
Sekretaris
Septiani Putri, S.Kom
|
|
PIRAMID (Pekan
Islam Ramadhan TKA/TPA At-Tauhid)
Tahun 2013
A.
Waktu
Pelaksanaan
1.
Pembukaan Acara
“PIRAMID”, Nobar, dan Wisuda Angkatan III TKA/TPA At-Tauhid,
Hari/
Tanggal : Rabu, 24 Juli 2013
Waktu :
Pukul 15.30 s.d. 17.30 WIB
Tempat :
Masjid At-Tauhid, Demangan, Yogyakarta
2.
Lomba-lomba
Islami se-DIY,
Hari/
Tanggal : Kamis s.d Senin, 25
s.d. 29 Juli 2013
Waktu : Pukul 15.30 s.d. 17.30
WIB
Tempat :
Masjid At-Tauhid, Demangan Kidul, Yogyakarta
3.
Gerakan
Masyarakat GEMMAR Mengaji,
Hari/ Tanggal :
Sabtu, 27 Juli 2013
Waktu : Pukul
18.30 s.d. 19.00 WIB
Tempat :
Masjid At-Tauhid, Demangan Kidul, Yogyakarta
4.
Milad TPA dan
Buka Puasa dengan Anak Yatim with performance “Band Tunanetra dan
Komunitas Pengamen Malioboro”, serta GARPU AYAM (Gerakan Pundi Amal untuk Anak
Yatim)
Hari/ Tanggal :
Selasa, 30 Juli 2013
Waktu : Pukul 15.30 s.d. 17.30 WIB
Tempat :
Masjid At-Tauhid, Demangan Kidul, Yogyakarta
B.
Jenis
Lomba
1.
Mewarnai A, 7.
Pildacil,
2.
Mewarnai B, 8.
Dongeng atau Cerita Islami,
3.
Kaligrafi, 9.
Tartil Al-Qur’an,
4.
Menggambar, 10.
Parade Drum Band,
5.
Adzan, 11.
PENSI (Pentas Seni Islami),
6.
CCA (Cerdas
Cermat Agama), 12. Fashion
Show.
TIME SCHEDULE/
RUN DOWN
”PIRAMID” (Pekan
Islam Ramadhan TKA/TPA At-Tauhid)
Ramadhan
Islamic Week of TKA/TPA At-Tauhid
Wednesday-Tuesday,
24-30 July 2013, At-Tauhid Mosque, South Demangan, Yogyakarta
No
|
Hari/ Tanggal
|
Pukul (WIB)
|
Acara/ Kegiatan
|
Tempat
|
1
|
Minggu,
21 Juli 2013
|
08.00-selesai
|
Technical
Meeting
|
Lantai atas Masjid At-Tauhid
|
2
|
Rabu,
24 Juli 2013
|
15.30-17.30
|
1.
Pembukaan
acara PIRAMID, nonton bareng, dan Wisuda Angkatan III TKA/TPA At-Tauhid
|
Ruang
utama Masjid At-Tauhid
|
17.30-18.20
|
Sholat dan buka puasa
bersama
|
Lantai
atas Masjid At-Tauhid
|
||
3
|
Kamis,
25 Juli 2013
|
14.30-15.00
|
Persiapan dan regristrasi ulang peserta
|
Halaman Masjid At-Tauhid
|
15.00-15.30
|
1.
Sholat Ashar berjamaah
|
Masjid At-Tauhid
|
||
15.30-17.30
|
Lomba Adzan, Tartil Al-Qur’an, dan CCA babak kualifikasi
|
Lomba
adzan dan tartil di lantai bawah, serta lomba CCA di lantai atas
|
||
17.30-18.20
|
Sholat dan buka puasa
bersama
|
Lantai
atas Masjid At-Tauhid
|
||
4
|
Jum’at,
26 Juli 2013
|
14.30-15.00
|
Persiapan dan registrasi ulang peserta
|
Halaman Masjid At-Tauhid
|
15.00-15.30
|
2.
Sholat Ashar berjamaah
|
Masjid At-Tauhid
|
||
15.30-17.30
|
Lomba menggambar, CCA
babak grand final, serta cerita dan dongeng islami
|
Lomba menggambar di lantai bawah, lomba CCA di lantai atas, sedangkan
cerita dan dongeng islami di panggung PIRAMID
|
||
17.30-18.20
|
Sholat dan buka puasa
bersama
|
Lantai atas Masjid
At-Tauhid
|
||
5
|
Sabtu,
27 Juli 2013
|
14.30-15.00
|
Persiapan dan registrasi ulang peserta
|
Halaman Masjid At-Tauhid
|
15.00-15.30
|
3.
Sholat Ashar berjamaah
|
Masjid At-Tauhid
|
||
15.30-17.30
|
Lomba mewarnai,
kaligrafi, dan pildacil
|
Lomba mewarnai di lantai bawah, kaligrafi di lantai atas, dan pildacil
di panggung PIRAMID Masjid At-Tauhid
|
||
17.30-18.20
|
Sholat dan buka puasa
bersama
|
Lantai atas Masjid
At-Tauhid
|
||
18.30-19.00
|
Gerakan Masyarakat
GEMMAR mengaji
|
Masjid
At-Tauhid
|
||
6
|
Minggu,
28 Juli 2013
|
14.30-15.00
|
4.
Persiapan dan registrasi ulang peserta
|
Halaman Masjid At-Tauhid
|
15.00-15.30
|
5.
Sholat Ashar berjamaah
|
Masjid At-Tauhid
|
||
15.30-17.30
|
6.
Lomba PENSI (Pentas Seni Islami) tahap I, antar
TKA/TPA, TK, dan SD/MI serta lomba fashion show
|
Panggung
PIRAMID dan Halaman Masjid At-Tauhid
|
||
17.30-18.20
|
Sholat dan buka puasa
bersama
|
Lantai
atas dan halaman Masjid At-Tauhid
|
||
7
|
Senin,
29 Juli 2013
|
14.30-15.00
|
7.
Persiapan dan registrasi ulang peserta
|
Halaman Masjid At-Tauhid
|
15.00-15.30
|
8.
Sholat Ashar berjamaah
|
Masjid At-Tauhid
|
||
15.30-17.30
|
9.
Lomba PENSI (Pentas Seni Islami) tahap II, antar
TKA/TPA, TK, dan SD/MI serta lomba Parade Drum Band
|
Panggung
PIRAMID dan Halaman Masjid At-Tauhid
|
||
17.30-18.20
|
Sholat dan buka puasa
bersama
|
Lantai
atas dan halaman Masjid At-Tauhid
|
||
8
|
Selasa,
30 Juli 2013
|
15.00-15.30
|
Persiapan dan pengkondisian santri dan peserta
|
Halaman Masjid At-Tauhid
|
15.30-17.30
|
Milad
TKA/TPA At-Tauhid ke-8 with performance “Band Tunanetra dan Komunitas
Pengamen Malioboro”, serta GARPU AYAM (Gerakan Pundi Amal untuk Anak Yatim)
|
Panggung
PIRAMID dan Halaman Masjid At-Tauhid
|
||
17.30-18.20
|
1.
Sholat dan
buka puasa dengan anak yatim
|
Halaman Masjid At-Tauhid
|
||
20.20-21.21
|
2.
Malam Puncak,
festival lampion, dan pembagian hadiah
|
Halaman
Masjid At-Tauhid
|
PENAWARAN
KERJASAMA/
SPONSORSHIP
”PIRAMID” (Pekan
Islam Ramadhan TKA/TPA At-Tauhid)
Dengan
melihat banyaknya hal positif yang dapat diambil dan dikembangkan dalam acara PIRAMID (Pekan Islam Ramadhan TKA/TPA At-Tauhid), kami panitia pelaksana memberikan kesempatan kepada
perusahaan atau badan usaha, lembaga pemerintahan atau swasta, instansi,
perorangan maupun pihak lain untuk turut berpartisipasi melalui kerjasama/ sponsorship
yang kami tawarkan.
A.
Keuntungan bagi Sponsorship
1.
Berlomba-lomba
dan beramal dalam kebaikan di bulan suci Ramadhan serta peduli terhadap sesama
melalui kegiatan keagamaan dan sosial,
2.
Mendapat publikasi dan citra yang baik tentang perusahaan
atau badan usaha, lembaga pemerintahan atau swasta, instansi di kalangan
peserta PIRAMID (Pekan Islam
Ramadhan TKA/TPA At-Tauhid) yang
cakupannya sangat luas yaitu masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta.
3.
Masyarakat lebih mengenal dan tertarik pada produk atau
jasa perusahaan, lembaga, atau instansi terkait serta memperoleh promosi langsung yang efektif dan meluas.
4.
Melaksanakan tanggung jawab sosial terhadap pengembangan Sumber
Daya Manusia (SDM) Indonesia yang dibutuhkan dalam menjalin ukhuwah antar generasi Qur’ani yang berakhlaq mulia, cerdas,
kreatif, dan peduli terhadap sesama.
5.
Kerjasama yang saling menguntungkan dari sisi
transendental (ukhrowi) dalam penyelenggaraan kegiatan PIRAMID (Pekan Islam Ramadhan TKA/TPA At-Tauhid) yang merupakan event akbar pada bulan dimana segala amal
kebaikan kita dilipatgandakan oleh Allah SWT.
B.
Target
Pasar Sponsorship
1.
Seluruh warga masyarakat se-Daerah Istimewa
Yogyakarta,
2.
Santri
TKA/TPA/TQA dan wali santri se-Daerah Istimewa Yogyakarta,
3.
Siswa PAUD/TK,
SD/MI dan wali murid se-Daerah Istimewa Yogyakarta,
4.
Para donatur dari berbagai kalangan
C.
Bentuk
Sponsorship
1.
Sponsor
One or More Kind Programs
Sponsor One or More Kind Programs
adalah bentuk sponsor penghandelan satu atau lebih acara, misalnya acara
GARPU AYAM (Gerakan Pundi Amal Anak Yatim), acara GEMMAR Mengaji,
penyedian Event Organizer (EO), penyedian pembicara, dan lain-lain.
2.
Sponsor
Dana Kegiatan
Sponsor Dana Kegiatan adalah bentuk
sponsor berupa uang atau dana, dimana kami menerima sekecil apapun nominal
rupiah sebagai dana kegiatan baik dari perusahaan, lembaga pemerintahan
atau swasta, instansi, maupun perorangan.
3.
Sponsor
Donatur
Sponsor Donatur adalah bentuk sponsor
berupa uang, pengadaan kertas untuk lomba, penyewaan LCD, pengadaan tratak/
tenda, pengadaan sound system, pengadaan panggung, pakaian dan peralatan
sekolah untuk anak yatim, atau bentuk santunan lainnya.
4.
Sponsor
Paket Takjilan (Buka Puasa)
Sponsor Paket Takjilan adalah bentuk
sponsor berupa pengadaan takjilan atau buka puasa untuk peserta, anak
yatim baik baik dapat berupa uang maupun makan atau snack.
5.
Sponsor
Publikasi
Sponsor Publikasi adalah bentuk sponsor
berupa pengadaan publikasi baik cetak maupun elektronik seperti melalui media
surat kabar, radio, televisi, dan lain sebagainya.
6.
Sponsor
Paket Trophy
Sponsor Paket Trophy adalah bentuk
sponsor berupa pengadaan paket trophy juara, dimana dapat berupa trophy satu
jenis lomba atau lebih.
7.
Sponsor
Paket Uang Pembinaan Lomba
Sponsor Paket Pembinaan Lomba adalah
bentuk sponsor berupa penyediaan paket uang pembianaan satu jenis lomba, atau
lebih.
8.
Sponsor
Paket Door Prize
Sponsor Paket Door Prize adalah
bentuk sponsor berupa door prize atau hadiah lainnya.
9.
Sponsor
Stand
Sponsor Stand adalah bentuk sponsor
berupa pengadaan stand produk dan lain sebagainya.
10. Sponsor Kaos Panitia
Sponsor Kaos Panitia adalah sponsor
berupa pengadaan kaos panitia.
DENAH LOKASI PIRAMID